Minggu, 24 November 2013

Perjalanan ke Dili-Timor Leste part 1

Awal bulan oktober 2013, saya mendapat tawaran untuk mengunjungi seseorang di Tumor Leste. Hal yang sangat menggembirakan mengingat Timor Leste adalah negara baru disamping itu kesana juga membutuhkan sebuah paspor!. Nah, sebelum kejadian ini saya memang awam dan tak tahu apa apa tentang paspor, visa dan lain sebagainya. Yang saya menerti hanya satu hal; saya akan keluar negeri!. Saya mulai browsing apapun tentang syarat dan ketentuan pembuatan paspor, tentang cara naik pesawat serta booking tiket(norak sekali). Saya akui juga kalau saya sama sekali belum pernah naik pesawat. Kemanapun saya travelling selalu naik travel atau bis antar kota-antar provinsi. Singkat cerita tibalah waktunya saya harus pergi ke kantor imigrasi Malang, datang pukul 08.00 Wib agar tidak menunggu antrian yang panjang. Kelengkapan yang sudah saya persiapkan sebelumnya antara lain: ktp, kartu keluarga, ijazah untuk pengganti akte kelahiran saya yang telah hilang entah kemana. Mula mula saya masuk ke dalam kantor dan disana memang agak rumit jika baru pertama kali datang, dan untunglah saya mengantongi sejumlah ilmu dari hasil saya browsing di internet. Saya mendapatkan nomor antrian serta map yang harus diisi, setelah selesai mengisi lengkap map tersebut serta mengembalikan map maka saya mendapatkan nomor antrian baru untuk dipanggil salah satu petugas.
Disana  saya menunggu sekitar satu jam lalu kemudian dipanggil sesuai dengan nomor yang telah saya dapatkan tadi. Setelah petugas imigrasi bertanya kelengkapan yang saya bawa maka petugas tersebut mengecek apa saya membawa data data asli. Karena saya sudah membawa ijazah dll asli maka hari ini saya lancar. Lalu saya dapat sebuah kertas yang bertuliskan jadwal pembayaran sekaligus untuk wawancara dan foto. Untuk pembayaran sekitar Rp. 255.000 itu sudah termasuk biaya wawancara dan foto. Tiga hari selanjutnya sesuai dengan jadwal saya datang sekitar pukul 09.00 Wib. Saya kembali mendapatkan nomor antrian dan membayar jumlah yang telah saya sebutkan diatas. Setelah mendapatkan kwitansi pembayaran maka saya kembali lagi lagi mengantri untuk foto yang kebetulan letaknya ada. Disebelah loket kasir. Setrlah berfoto saya bergeser ke sesi wawancara. Agak mengesalkan dalam sesi ini karena petugas bertanya hal yang terlalu privasi. Namun saya jawab seadanya dan semata hanya karena saya ingin cepat mendapatkan tiket. Setelah wawancara dianggap lulus maka saya disuruh datang lagi sekitar tiga hari kemudian. Tentu saja saya datang agak siang di hari pengambilan paspor. Disini saya tidak perlu mengantri panjang lagi. Cukup saya taruh tiket untuk pengambilan maka beberapa menit kemudian nama saya diambil dan selesai sudah paspor impian saya. Jujur saja ada perasaan bangga memiliki satu tambahan bukti identitas semacam itu. Memang sih agak norak tapi tidak bisa dipungkiri mungkin karena saya newbie. Untuk cerita selanjutnya akan saya lanjutkan di part2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar